Apa yang dimaksud dengan keadaan darurat?

Keadaan darurat adalah kejadian atau insiden tidak terduga atau tidak direncanakan yang berakibat membahayakan manusia, mengganggu kelancaran operasi atau mengakibatkan kerusakan fisik atau lingkungan, yang harus dicegah dan ditanggulangi secara cepat dan tepat agar akibat yang ditimbulkannya dapat ditekan sekecil mungkin.

Contoh keadaan darurat meliputi:

  • Bencana alam (banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, dll.)
  • Kebakaran
  • Kebocoran gas beracun
  • Tumpahan bahan kimia
  • Ledakan pada tangki, bin, silo, dll.
  • Gangguan keamanan sipil (ancaman bom, perampokan, demonstrasi, huru-hara)
  • Kekerasan di tempat kerja yang menimbulkan cedera fisik dan trauma
  • Kecelakaan/ keracunan massal.

Bagaimana cara melindungi diri sendiri, karyawan dan kegiatan bisnis saat terjadi keadaan darurat?

Cara terbaik adalah dengan membuat perencanaan tanggap darurat sebagai langkah persiapan dan penanggulangan keadaan darurat. Hanya sedikit orang yang dapat berpikir secara jernih dan logis saat keadaan darurat terjadi, maka sangat penting bagi manajemen dan seluruh pekerja untuk merencanakan dan menerapkan prosedur tanggap darurat di perusahaan.

Dapat Anda bayangkan jika Anda sebagai pengusaha menjalankan sebuah bisnis dan tidak memiliki perencanaan tanggap darurat, hal ini terlalu berisiko jika Anda kehilangan segalanya hanya dalam semalam.

Hal apa saja yang harus ada dalam perencanaan tanggap darurat?

Ketika Anda mengembangkan perencanaan tanggap darurat di perusahaan, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengidentifikasi potensi bahaya yang kemungkinan terjadi di tempat kerja, yang dapat menimbulkan keadaan darurat. Jika Anda memiliki lebih dari satu area kerja dengan kegiatan berbeda-beda, maka setiap lokasi harus memiliki rencana tanggap darurat.

Menurut OSHA, perencanaan tanggap darurat minimal harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

  • Prosedur pelaporan kecelakaan, kebakaran, atau keadaan darurat lainnya.
  • Kebijakan dan prosedur evakuasi, mencakup jalur evakuasi, tim evakuasi (floor warden) di setiap lantai, denah evakuasi atau sarana evakuasi lainnya.
  • Skema atau daftar nomor telepon penting yang harus dihubungi saat keadaan darurat.
  • Prosedur tindakan darurat mulai dari pra kejadian, saat terjadi keadaan darurat, dan pasca kejadian. Prosedur juga mencakup pembahasan tentang peralatan darurat, peralatan pemadam kebakaran, alarm, peralatan P3K, hingga prosedur emergency shutdown. Sistem emergency shutdown adalah suatu sistem yang digunakan dalam industri perminyakan sebagai sistem pelindung (safety) dari bahaya-bahaya seperti kebakaran, dan tekanan berlebih yang dapat menyebabkan ledakan. Biasanya sistem ini beroperasi apabila keadaan darurat dengan mematikan sistem proses.
  • Susunan tim tanggap darurat mencakup koordinator, tim evakuasi, petugas P3k, dan petugas lain yang diperlukan.

Penentuan lokasi tempat berkumpul (assembly point) dan prosedur pelaporan yang menyatakan bahwa semua pekerja sudah dievakuasi juga perlu dipertimbangkan. Anda juga bisa menambahkan pelatihan pertolongan pertama, termasuk resusitasi jantung paru, tindakan pertolongan pada gangguan kesadaran, gangguan pernapasan, syok dan pingsan, keracunan, dll.

Setelah semua pekerja mendapatkan pelatihan tanggap darurat yang memadai, Anda bisa mengadakan pelatihan secara berkala tergantung besaran risiko yang ada di perusahaan Anda. Melalui pelatihan tersebut, Anda dapat mengukur efektivitas rencana tanggap darurat yang telah Anda buat dan melakukan perbaikan berkelanjutan.

Seluruh prosedur tanggap darurat mencakup pra kejadian, saat terjadi keadaan darurat hingga pasca kejadian harus dikomunikasikan penuh dan dipahami oleh seluruh pekerja sehingga dapat diperoleh pencapaian kondisi terkendali dan aman. 

Semoga Bermanfaat, Salam Safety!

PT. Dwitama Kreatif Asia
(DKA Training & Consulting)

Telp: 021 3971 1696
Email : training@dka.co.id